PADANG PARIAMAN | Luka bencana banjir bandang dan tanah longsor yang melanda wilayah barat Sumatera Barat masih terasa dalam, tidak hanya bagi para keluarga korban, tetapi juga bagi seluruh masyarakat Ranah Minang. Di tengah duka yang belum sepenuhnya pulih, Polda Sumatera Barat terus berdiri di garis depan, memastikan penanganan kemanusiaan berjalan menyeluruh, bermartabat, dan berkelanjutan.
Kapolda Sumatera Barat Irjen Pol Gatot Tri Suryanta menyampaikan update terkini jumlah korban jiwa akibat bencana tersebut. Hingga Senin, 29 Desember 2025, tercatat 250 orang meninggal dunia, dengan 221 korban telah berhasil teridentifikasi, sementara 29 jenazah sempat belum teridentifikasi.
Pernyataan itu disampaikan langsung Kapolda di halaman Mapolres Padang Pariaman, didampingi Staf Ahli Kapolri Kombes Pol Hardian serta Kabid Humas Polda Sumbar Kombes Pol Susmelawati Rosya, sebagai bentuk transparansi sekaligus tanggung jawab negara kepada publik.
“Penanganan korban kami lakukan dengan penuh kehormatan dan sesuai prosedur kemanusiaan,” ujar Irjen Pol Gatot Tri Suryanta.
Kapolda menjelaskan, terhadap 29 jenazah yang belum teridentifikasi, Polda Sumbar telah melakukan pemakaman massal secara Islam sebagai bentuk penghormatan terakhir. Seluruh jenazah lebih dulu melalui autopsi di RS Bhayangkara, dishalatkan di Masjid Al Minangkabawi, kemudian dimakamkan di pemakaman umum di Bungus Padang dan Agam.
Seiring berjalannya proses uji DNA, hasil terbaru menunjukkan 12 jenazah berhasil diidentifikasi dan telah diserahkan kembali kepada keluarga untuk dimakamkan secara layak. Upaya ini menegaskan komitmen Polda Sumbar dalam memastikan hak setiap korban tetap terjaga, bahkan setelah wafat.
Memasuki fase pemulihan pasca-bencana, Polda Sumbar tidak hanya fokus pada penanganan darurat, tetapi juga pada pemulihan infrastruktur dan kehidupan masyarakat. Salah satu prioritas utama adalah pembangunan jembatan darurat guna membuka kembali akses vital warga.
Sebanyak lima jembatan darurat telah rampung 100 persen, masing-masing di Palembayan (Agam), Malalak, Batang Anai, dan Sumani. Sementara itu, satu jembatan di X Koto Singkarak, Kabupaten Solok, masih dalam tahap penyelesaian.
Khusus jembatan darurat Subarang Aia, yang menjadi penghubung pusat ekonomi masyarakat, Kapolda memastikan jembatan tersebut akan ditingkatkan menjadi jembatan Bailey, sehingga dapat dilalui kendaraan bermuatan hingga di bawah 10 ton.
Di sektor pendidikan, Polda Sumbar bersama BUMD dan mitra CSR turut memastikan anak-anak terdampak bencana tidak kehilangan masa depan. Bantuan pendidikan berupa seragam, sepatu, dan perlengkapan sekolah telah didistribusikan kepada siswa SD, SMP, hingga SMA yang sekolahnya terdampak bencana.
Tak kalah penting, pembangunan hunian sementara (huntara) dan hunian tetap (huntap) juga menjadi perhatian serius. Di Anduring, telah dibangun 34 unit huntara lengkap dengan 17 sumur bor untuk menjamin ketersediaan air bersih. Di Kapalo Koto, proses pembangunan 100 unit huntara masih berjalan, sementara 60 unit huntap dibangun di Lima Puluh Kota dan Pesisir Selatan.
Seluruh hunian tersebut dilengkapi fasilitas dasar, termasuk peralatan memasak, agar warga dapat segera kembali menjalani kehidupan sehari-hari tanpa kesulitan berarti.
Menjelang bulan Ramadhan, Polda Sumbar juga menyiapkan program pemberdayaan ekonomi bagi warga terdampak. Bantuan akan diberikan dalam bentuk paket ternak unggas lengkap, mulai dari bibit, pakan, hingga kandang, serta bibit ikan lele dan nila, bekerja sama dengan kementerian terkait. Program ini diharapkan mampu memulihkan mata pencaharian masyarakat secara berkelanjutan.
Dari sisi utilitas, Kapolda memastikan listrik di Sumatera Barat telah pulih 100 persen. PLN siap menyambungkan aliran listrik ke rumah-rumah warga yang telah dibangun kembali, termasuk huntara dan huntap. Untuk air bersih, Polda Sumbar menargetkan pembangunan 300 titik distribusi, dengan 170 titik telah terpasang di berbagai daerah terdampak seperti Padang, Padang Pariaman, Padang Panjang, Agam, Pesisir Selatan, dan Kabupaten Solok.
Menjelang libur Tahun Baru, Kapolda juga mengimbau masyarakat agar tetap waspada saat melintasi jalur rawan seperti Lembah Anai dan Sitinjau Lauik. Polda Sumbar telah mendirikan pos pelayanan, pos pengamanan, dan pos terpadu, serta menempatkan personel setiap 100 meter untuk memastikan keamanan dan kelancaran arus lalu lintas, termasuk pengamanan sistem contraflow.
“Negara hadir melalui kerja sama semua pihak—Polri, TNI, relawan, dan masyarakat. Kami all out memberikan pelayanan terbaik agar masyarakat Sumatera Barat segera pulih dan bangkit,” tegas Irjen Pol Gatot Tri Suryanta.
Di tengah duka mendalam, langkah-langkah nyata Polda Sumbar menjadi bukti bahwa kehadiran negara bukan sekadar slogan, melainkan kerja nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat.
TIM RMO

Tidak ada komentar:
Posting Komentar